Opini: Pungli pada Mahasiswa Baru: Praktik yang Merusak Integritas Kampus




Pungutan liar (pungli) di lingkungan kampus, khususnya yang dilakukan terhadap mahasiswa baru, telah menjadi isu yang patut mendapatkan perhatian serius. Praktik ini tidak hanya merugikan mahasiswa, tetapi juga merusak citra kampus yang seharusnya menjadi tempat untuk membangun karakter dan integritas. Baik dari pihak staf kampus maupun mahasiswa senior, pungli telah menjadi masalah yang mengganggu dunia pendidikan tinggi.

Bagi mahasiswa baru, memasuki dunia kampus seharusnya menjadi pengalaman yang penuh semangat dan harapan. Namun, kenyataan yang mereka hadapi seringkali jauh dari yang diharapkan. Tidak sedikit yang mengalami pungli, baik oleh staf kampus maupun mahasiswa senior, yang menambah beban mereka yang sudah cukup berat dengan biaya pendidikan yang tinggi. Pungli bisa muncul dalam berbagai bentuk—mulai dari pembayaran untuk memperlancar administrasi hingga biaya yang tidak jelas selama kegiatan orientasi. Dalam banyak kasus, mahasiswa baru terpaksa membayar karena mereka merasa terintimidasi atau tidak tahu harus mengadu ke siapa.

Praktik ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menciptakan ketidakadilan. Mahasiswa baru, yang seharusnya menerima pelayanan pendidikan yang profesional dan transparan, justru diperlakukan tidak adil. Dalam banyak kasus, mereka merasa terpaksa membayar agar bisa melanjutkan proses pendaftaran, mengurus administrasi, atau bahkan hanya untuk mendapatkan fasilitas dasar yang seharusnya sudah ada. Ini menunjukkan adanya ketidaktransparanan dan penyalahgunaan wewenang di kampus.

Di sisi lain, mahasiswa senior yang terlibat dalam praktik pungli seharusnya sadar bahwa mereka adalah contoh bagi generasi yang lebih muda. Praktik pungli yang mereka lakukan tidak hanya mencoreng nama baik mereka sendiri, tetapi juga merusak budaya akademik di kampus. Seharusnya, mahasiswa senior menjadi mentor yang membimbing dan mendukung mahasiswa baru, bukan malah memanfaatkan mereka untuk keuntungan pribadi.

Institusi pendidikan harus bertanggung jawab penuh dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari pungli. Hal ini bisa dimulai dengan membangun sistem pengawasan yang lebih ketat terhadap semua kegiatan administrasi dan orientasi. Kampus juga harus menyediakan saluran pengaduan yang aman bagi mahasiswa baru yang menjadi korban pungli. Di samping itu, penting untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa baru tentang biaya yang sebenarnya harus mereka bayar dan prosedur yang harus diikuti, sehingga mereka bisa lebih waspada terhadap praktik pungli.

Kampus seharusnya menjadi tempat yang menghargai integritas, bukan malah menjadi tempat berkembangnya praktik-praktik yang merusak. Oleh karena itu, kita semua—dari pihak kampus, mahasiswa senior, hingga mahasiswa baru—harus bekerja sama untuk menciptakan kampus yang bersih dari pungli, di mana setiap mahasiswa bisa berkembang tanpa tekanan yang tidak semestinya. Melalui itu, kita bisa menjaga marwah kampus dan memastikan pendidikan yang adil dan bermartabat untuk semua.


0 Komentar